Saat cinta tiada terbalas,
Jangan salahkan hati mengapa ia terpaut.

Saat kata-kata itu terpatri,
Terucap tulus dari hati.
Berharap ia dapat tersambut lembut penuh hati-hati.

Saat pesan demi pesan itu mulai tersampaikan,
Terkirim tertuju padanya yang dirindu,
Berharap ‘kan ada 1 balasan yang tersahut.

Saat pertanyaan-pertanyaan itu mulai hadir.
1 per satu mulai kucoba tuk lontarkan.
Berharap akan jawaban pemuas pikiran.
Berharap akan jawaban tuk lepaskan dari bingungku,
keterbatasanku, kelabilan hatiku.
Berharap akan dialah perantara p'tlongan Allah yang Allah telah pilihkan untukku.

Saat butir-butir airmata itu mulai bergulir,
menetes rindu tanpa permisi dan komando.
Aku hanya mampu diam membisu.

Beribu tanya hadir dalam 1 ruang dan waktu.
Aku bingung.
Aku terdesak akan pikirku sendiri.

Saat ternyata mungkin aku sadar

Saat cinta tiada tersambut,
Jangan salahkan hati mengapa ia terpaut.




Love,
Maryam

Kandangan, 29 maret '10 :: 15:39 wita


Subhanallah, segala puji bagiMu ya Allah.
Subhanallah, ketika rasa cinta itu mulai hadir gantikan benci
Subhanallah, ketika rasa cinta itu hadir tuk pendam segala amarah
Subhanallah, ketika rasa cinta itu hadir tuk perkuat sebuah ukhuwah.

Namun, tak selamanya cinta itu akan terus tersambut dengan lembut. Aksi yang baik tak selamanya membuahkan reaksi yang baik pula. Ada beragam perspektif yang dapat digunakan untuk melihat banyak hal.

Tapi, tersambut ataupun tidak, ada satu hal yang pasti, bahwa sesama umat Islam itu adalah saudara. Dan ridaklah lengkap iman seseorang saat ia belum mampu mencintai saudara/i nya seperti ia mencintai dirinya sendiri.

Akan tetapi, Allahpun tetap melarang akan kecintaan kita kepada makhluk itu lebih besar daripada kecintaan kita terhadap-Nya. Karena, apabila hal ini terjadi, maka sungguhlah, kita termasuk dalam golongan orang yang merugi.
Dan apabila ternyata ukhuwah atau jalinan persahabatan itu sudah mampu menggeser kecintaan kita terhadap-Nya, maka tinggalkanlah. Tapi, tetaplah gunakan dengan cara yang ahsan. Karena tentu kita tak ingin menyakiti hati saudara/i kita, bukan?

Dan apabila ada sesuatu yang menurutmu salah dalam diri ini, maka tegurlah!
Apabila ada sesuatu yang kau lihat keliru dalam diri ini, maka peringatkanlah!
Jangan pernah membiarkan sang burung kecil untuk terbang sendirian tanpa pengajaran dan pengawasan terlebih dahulu, karena tentu itu justru akan membuatnya sakit dan sayapnya terluka

buah kesabaran itu ranum ternyata, ,:)


Assalamu'alaikum wr. wb

Jgan p'nah b'mimpi untk dpat menikmati manisx anggur itu sblum kau tanam bibitnya.
ia bahkan msh perlu ksbaranmu untuk dapat membantunya terus tumbuh dengan baik.
Dan slama masa2 pnantian itu bergulir, rasakan dan nikmatilah.
Yang nantix ia akan membrikanmu kpuasan, rasa banga, dan kbhagiaan trsendiri yang tak terkira bagimu.
Manakala bibit2 yang dulu kau tanam dan kau rawat dengan penuh kesabaran, rasa kash sayang, dan rasa penantian itu kini telah berubah menjadi buah-buah anggur yg begitu ranum dan manisnya.
Dan saat itu, rasakanlah.
Nikmat itu. Ranum dan manis anggur itu kini telah kau miliki.
Dan bersyukurlah pada Rabbmu atas sgala karunia-Nya atas dirimu.
Dan resapi serta renungkanlah, bahwa Tuhanmu tak kan pernah menyia-nyiakan usaha hamba-hamba-Nya yang mau berusaha. Siapapun ia dan bagaimanapun ia


:: Siti Khadijah Nur Maryam::
kandangan, 25 Februari 2010 :: 14:58 wita ::

untitled setengah jadi, :P


Mentari belum lagi tampakkan sinarnya. Ia bahkan mungkin belum juga menggeser sang rembulan yang kini msih bertengger sempurna d tengah gelapnya langit malam menjelang pagi itu.

Sementara itu, Syaza, seorang gadis kecil yg kini mulai beranjak dewasa itu masih saja termenung d sudut kamarnya.
Jam dinding hanya mampu berdetak dan berdetak, menunjukkan waktu itu masih pukul 03.45 wita.
Samar terdengar, bibir kecilnya berujar lirih,"Alhamdulillah" rasa syukur terucap atas nikmat hidup dan kehidupan yang masih diberikan oleh-Nya, sang Maha Pemberi Nikmat pada dirinya.
Diam. Terpaku. Ia bahkan masih terasa sulit untuk membuka mata.
Suasana hening masih menyergapnya. Tak ada suara yang terdengar kecuali suara merdu dari binatang-binatang malam yang tersisa, subuh itu.

Ya, ! Dia masih berusaha mengumpulkan segenap kekuatannya untuk bangun, ahh, ! Hari ini ada ujian tulis yang harus ia hadapi.
Pikirannya kini melayang, menerawang jauh. Sampai pada akhirnya sebuah handphone miliknya yang terletak tak jauh dari tempat d mana ia berbaring sekarang bergetar, tanda sms masuk.
"Ada seseorang yang mengirim pesan padaku rupanya," gumam Syaza.

Dicobanya tuk raih handphone itu dan menerka apa sebenarnya isi pesan tersebut.

"1 pesan dterima dari Ka Khansa"

Begitu text yang tertera di layar handphone itu, saat itu.
Terang saja, menerima sms di subuh buta seperti ini jelas membuat dahi Syaza mengeryit penuh keheranan. Tapi, sejurus kemudian senyumnya tersimpul bahagia.

"wake up, ! Wake up, ! yuk, ! Curhat ma Allah, !!"
Untuk kedua kalinya rasa syukur itu terujar lirih. Lirih terdengar namun dalam dirasa.
Betapa bersyukurnya Syaza ia dikaruniai Allah seorang saudari yang mampu mengingatinya untuk dapat terus mengingat-Nya.
Subhanallah.
"Semoga ukhuwah ini akan terus terjalin dlam kcintaan kpada Allah semata demi dapatkan segala ridha dan rahmat-Nya."Doa Syaza dalam hati.

Dan kekuatan itu datang. Iapun beranjak menuju bagian belakang rumahnya untuk mengambil air wudhu.
:::::::::::::::::::::::::


~Waw, ! Senangnya, dapet siraman air subuh-subuh (eh, ! Tapi, ini mah jauh lebih dasyat dari siraman air yah, ??) hhihi^^

~jazakillah bwt kaka, buat smua saudari-saudariku yang udah nularin semangat-semangatnya kepada diri ini, semoga dengan segera diri ini mampu menyusul dan bergabung bersama kalian. Soon. Insya Allah, !! Amiin.
Semoga Allah merahmati kita smua~
Salam hangat dariku, saudarimu,
_Siti Khadijah Nur Maryam_


:: Kandangan, 21 februari 2010 :: 15.50 wita ::

sebuah pengharapan dari diri yang dhaif

D tengah remang sang rembulan
Sang bintang menyapa di kejauhan
Mlam kini mengganti siang
Hari kini berlalu sudah
Jalan ini memang panjang
Adakah mampu sang asa kini mengukir rasa, ?
Gelap malam menyergapku dalam sunyi
Dan kini
Hanya ada aku dan Rabbku
Jalan panjang ini akan segera kutapaki
Dan memang akan harus segera untuk ku menapakinya
Selongsong harapan menantiku di kejauhan
Setitik chaya terpantul jelas di ujung sana,
Menjadi penyemangat jiwa, penguat raga
Ukhuwah terjalin dalam kuatnya akidah pembgun persaudaraan, pmersatu ummat,
Yang Dibangun atas dasar cinta lillahita'ala
Duhai Allah
Rabbul izzati
Duhai Allah
Yang maha membolak balikkan hati
Tetapilah diri ini untuk terus di jalan-Mu
Hingga nanti, saat aku kan kembali.
Amiiiin >.<

~Siti Khadijah Nur Maryam~
Kandangan, 19 februari 2010
:: 19:06 wita ::

Keknya musti ganti "kaca mata" deh. .

Awalx Q pikir dengan ak b'pandangan seperti mereka, ak akan menjadi seorg yg bisa mengurangi rasa cuek yg kumiliki.
Awalx Q pikir kalau ak bs mengganti kacamata putihku ini dgan kacamata puth lain yg tak seputih ini, ak dapat melihat sisi lain dari seseorang.
Awalx ak pkir memang harus aku lakukan itu, ?

Tp kmudian ak t'diam dan b'fikir. Kenapa ak harus mrubh sikapku, ? Knapa ak hrus mgubah kaca mataku, ?

Sjurus kmudian, alasan2 mulai hilir mudik d ats kpalaku, ,ku coba tuk pilih salah satu, ato mgkin 2, 3, atau berapalah yg mungkin menrutku tepat.
Kuambil dulu satu, kubaca dan kufahami.

Kmbli t'diam. "Bnarkah ak egois, ? Jawab bnar jk itu bnar, !" Triakku pada hatiku sendiri. Kmudian t'dgar lirih dari dalam , "benar"
Kuraskan tubuhku lemas. Ingin ak membantahnya, tp apakah p'nah nurani itu b'dusta, ? Apakah mampu sang nurani tuk b'kta tdak d atas kbnaran, ? Kurasa tidak. Dan benar-benar tidak kini.

Dlam diamnya ksendirian, pikiranku mlayang jauh k belakang. Kejadian2 masa lalu t'putar kembali kini. Hingga akhrnya, tak mampu kutahan ketika mulut ini b'ucp lirih.
"Yah, ! Aku memang egois."

Kusmpan satu dalam saku, yg kmudian menuntunku menemukan alsan berikutnya, alasan kdua. Entah bagaimana bentuk pasti alasan itu, hingga ak hrus b'susah payah dahulu untk membukanya.

Setlah skian lama akhirx.
Dan lagi2 ak t'tegun membcanya.
Terawalkan dgan huruf "C" dan terakhri dgan huruf "K"
Hey, !! Bgitukah diriku, ?
Ingin ak b'tanya kembali pada nuraniku, tp akhirnya ak urung. Karena kutau ia tak kan b'dusta hanya tuk buatku senang sesaat.
Bayanganku mlayang dan t'henti d dpan keluargaku, tman tmanku, dan orang2 yg dlu d sekelilingku.
Waw, ! Btapa hinanya diriku, betapa dhaifx diriku.
Tak terasa kini, air mataku mulai meleleh, mengalir dari kedua kelopak bening mataku, membasahi kdua pipiku.

Mash b'diri, kmudian ak b'sandar. Kuhadapkan wajahku ke arah langit2 ruangan. Kosong memang. Tp, entah mengapa justru keksongan itu yg kmudian dapat membantuku menemukan akar masalahku.
"Mengapakah aku begini, ?" tanyaku lirih.
Ada apakah gerangan dgan diriku, hngga ak tega b'buat dmikian t'hadap mereka, ?
Entahlah,
Langit2 ruangan memang ksong. Kekosongan yg justru t'kdang dpt membriku jwbn atas smuax.
Kosongnya merka, tak sepenuhx kosg menurutku.
2 alasan kini d tgan sudah. Entahlah, !
Apa tanganku ni mash sanggup tuk mengamblx lagi atau tdak, ?

Lama.
Hingga akhrnya kuputuskan tuk mengambilnya satu lg.
Kembali dengan susah payah, ak coba untuk membukanya.
Susah.
Kmudian untk yg kesekian kalix ak kembali t'sentak, namun, untuk kali ini, ak hanya t'diam beribu bahasa, seakan meng-iyakan dalam hati.

Huft, , nafasku t'hmbus pasrah dari mulutku.
"Aku memang malas sih, !" Omelku dalam hati.

Tp, sbgitu malasnya kah diriku hingga masuk dalam 3 bsar ni, ?
Entahlah. Tapi nuraniku cukup tuk berikan alasan bagiku.

Cukuppp, !
Cukup sudah smuax, !!
Aku bahkan kini tak sanggup lg untuk b'diri.
B'diri untuk melangkah p'gi.
Hey, !! Tp k mana, ?
Lagi2 cuma t'degar erangan kecil dari mulut kecilku.
Hati ini kini t'lalu lemah untuk kau ajak b'jalan.
Pikran ini telah t'lalu lelah untk kau mintai tuk pimpin p'jalananmu.

Sudah, !
Kni hanya ada aku dan diriku, tak ada siapa siapa.
Gelap, ,mataku bhkan tak mampu lg untk kubuka.
Gelap, ! Gelap smuax, !

Beberapa detik kemudian, kurasakan diriku lemas, dan setelah itu, ,
Entah apa yg t'jadi padaku setelah itu.

Hitam, smuanya menjadi hitam kala itu.




Kandangan, 07 September 09 ::: 06:40

*dgan sdkt p'bhan*

Kandangan, 17 November 2009 ::: 05:10 WITA :::
.:. Maryam .:.