HOMO, ? LESBI, ? ATAU. . . .

 Dalam keadaan masyarakat kta seperti ini. Kita semakin sering mendapati kaum kaum iank mengaku sebagai “lesbian,” “homo,” dan lain lain.

 Pada suatu minggu sore, akku biasa ikut sebuah acara iank biasa disebut ngaji. Di sini, akku bersama 3 orang temanku iank lain mencoba untuk mendalami Islam lebih jauh. Saat itu, seingatku, kami sedang membahas mengenai gharizah nau’ iank dimiliki oleh setiap manusia. Gharizah nau’ yaitu naluri untuk mempertahankan dan melestarikan keturunan. Dalam pembahasan iank lebih spesifik, yakni saling mencintai antar makhluk Allah iank berbeda jenis (aki-laki dan perempuan).

Jadi setiap manusia, baik laki-laki ataupun perempuan, pasti mempunyai perasaan untuk saling mencintai dan menyayangi kepada lawan jenis mereka.

Hingga akhirnya, terbersit pertanyaan mengenai homo, lesbi, ataupun sejenisnya dalam pikiranku. Kalau setiap manusia ditakdirkan untuk mencintai lawan jenis mereka, bagaimana dengan mereka iank homo ataupun lesbian, iank justru mencintai dan menyayangi sesama jenis mereka, ?

Jawaban iank akku dapatkan saat itu, lumayan panjang sebenarnya, tapi setidaknya, aku dapat mengambil beberapa kesimpulan.

Iank pertama iank musti kita tau kalau Allah itu adil, Dia tidak pernah membeda-bedakan makhluknya, sekalipun dalam penciptaannya. Semua manusia dalam penciptaannya itu sama. Semua juga ditakdirkan dengan 3 naluri dasar manusia. Lalu, appa iank ternyata membuat mereka berbeda ( ata lebih tepatnya menyimpang), ?

Satu iank pasti, mereka telah menyimpang, mereka telah menyalahi kodrat iank Allah berikan kepada mereka. Apa iank sebenarnya membuat mereka menjadi seperti itu, ? Appa iank menyebabkan mereka tidak dapat mensyukuri kodrat mereka sendiri, ?

Iank pasti iank paling utama iank harus kita soroti adalah factor lingkungan, dengan siapa sajakah mereka bergaul, ? Karena apabila kita bergaul dengan penjual parfum, maka kita akan ikut harum, namun apabila kita bergaul dengan pandai besi, maka kitapun akan ikutan kotor. Yupz, ! Pergaulan emang sangat penting buat dijaga, gag cuma penting sebenarnya, tapi penting banget. Kalau seandainya anak cewek, tapi dalam kesehariannya, ia lebih cenderung bergaul dengan anak cowok, bukan mustahil jika akhirnya apa iank biasa cowok lakukan, si cewek itu juga lakukan, begitu juga sebaliknya ketika anak cwok iank terlalu bergaul dengan anak cewek. Jadi, jagalah pergaulan kita, agar kita benar-benar terhindar dari segala iank berbau negative.

Selain datang dari lingkungan sekitar. Ada juga beberapa iank datang dari factor keluarga. Terkadang ada orang tua iank kurang bersyukur. Yakni ketika anak iank lahir tidak sesuai dengan iank mereka harapkan sebelumnya. Misalnya saja, ketika orang tua mengharapkan anak iank lahir adalah cewek, tapi ternyata pada saat melahirkan, iank keluar adalah cowok. sehingga, walaupun dalam kenyataannya anak mereka adalah laki laki, tapi tetap saja mereka mendidik anak mereka seperti layaknya mendidik anak perempuan. Naudzubillah

Selain karena fakto-faktor ekstern, ternyata factor intern dari diri pelaku juga dapat mempengaruhi. Seperti misalnya munculnya rasa trauma mencintai dan menyayangi lawan jenis mereka. Ataupun ketika mereka tidak puas dengan kodrat mereka, merasa terkekang dan terbebani dengan kodrat mereka seperti ini, sehingga menganggap akan lebih baik jika mereka menjadi seperti lawan jenis mereka. Dan lain lain.

Sikap keluarga ataupun orang orang sekitar iank menganggap hal hal semacam itu biasa biasa saja pun menjadi factor utama iank menjadikan masalah homo dan lesbian kini kian menjamur.
Satu hal iank pasti iank musti dan harus mereka lakukan, jika mereka mau dan bertekat untuk berhenti dan menghindari murka Allah adalah dengan bertaubat. Kalau seandainya kita harus meninggalkan teman teman kita, kenapa tidak, ? Jikalau hal itu jauh lebih baik bagi kita di kemudian hari.


Wallahu ‘alam

PACARAN ITU . . . . . . . . . .

Sebagian ato beberapa orang tua membolehkan putra-putrinya untuk berpacaran dengan syarat masih sesuai dengan aturan Islam. 
Hmmm, , , Jadi bingung, , emang dalam Islam ada istilah iank namanya pacaran, ?

Alright, ! Bagi iank masih beranggapan ada pacaran ala Islam, saia persilahkan dengan hormat untuk membaca beberapa kalimat di bawah ini:

  1. Apakah orang iank lagi pacaran mungkin untuk menundukkan kepalanya, padahal, dalam Islam menganjurkan bagi ce ataupun co untuk menundukkan pandangannya ketika bertemu dengan co/ce bukan mahramnya.
  2. Orang iank lagi pacaran gag mungkin kan bisa saling menjaga hijab, yaitu menjaga batasan-batasan antara pria dan wanita.
  3. Orang iank ge pacaran kan biasanya suka berdua-duaan tuh, ntah di rumah, sekolah, jalan, ato di mana ajj. Sedangkan Islam melarang khalwat antara pria dan wanita bukan mahram. Karena orang ketiganya pastilah setan.
  4. Sentuh-sentuhan antara pria dan wanita dalam aktivitas pacaran pastilah gag bisa untuk dihindari. Kata mereka, : Ibarat membuat sebuah masakan, pegang-pegangan ato sentuh-sentuhan itu justru disebut sebagai garam ato bumbu dari pacaran tu sendiri.
  5. Dan iank pasti, gag mungkin banget kalo kita gag ngebayangin pasangan kita, kalo seandainya kita lagi berpacaran kan, ?

Terimaksih telah membaca. Sekarang, saia persilahkan anda untuk kembali merenungi hal ini. Kalau sekiranya, anda anda sekalian bisa menghindari (paling tidak) 5 iank tersebut di atas, insya Allah, aktivitas pacaran iank anda lakukan tidak apa apa alias sah sah sajja.

Namun iank jadi pertanyaan saat ini. Bisakah anda untuk tidak melakukan (paling tidak) 5 hal di atas pada saat anda berpacaran, ??


Afwan, , gag ada maksud apa apa, Cuma berusaha menyampaikan apa iank saia tahu dan saia yakini bahwa itu benar. Wallahu ‘alam.

SALAHKAH AKU BILA AKU JATUH CINTA, ???

 Pertanyaan semacam itu pernah muncul dalam benak pikiranku, salah gag sih kalo aku suka sama dia, ?
 Hmmm, , , 

Tapi, belakangan aku juga akhirnya tau kalo ternyata bukan aku ajj iank pernah dilintasi oleh pertanyaan tersebut. Ada seorang teman iank menanyakan hal itu kepadaku, awalnya aku bingung gmana jawabnya, masalahnya kan aku masih bertanya-tanya juga. Untungnya dia menanyakannya lewat sms, jadi bisa memberiku sedikit waktu untuk mencoba memikirkan jawabnya.

Hingga akhirnya, setelah melalui proses merenung dan berfikir, aku dapat sebuah kesimpulan. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu bla bla bla bla, , , Hahaha, , , enggag ding, !

Jadi, gini, , , hal pertama iank melintas di fikiran aku waktu itu adalah tentang 3 naluri dasar iank Allah berikan kepada setiap iank namanya manusia. 3 Naluri ato biasa disebut gharizah itu adalah :

  1. gharizah tadayyun; yaitu naluri untuk mengagungkan sesuatu. Hal ini bisa terlihat ketika bagaimana kita mempunyai seorang idola iank kita agung-agungkan, kita banggakan, de el el. Namun, jika kita melihat dalam konteks kehidupan beragama, naluri ini terlihat ketika bagaimana kita mengagungkan Tuhan kita, jika ia beragama Islam, ia akan selalu mengagungkan Allah sebagai tuhannya, begitujuga dengan iank lain. Dan bahkan terhadap seseorang iank mengaku beraliran Atheis. Walaupun dia mengaku Atheis, namun, dalam hatinya iank paling dalampun sebenarnya ia merindukan sesuatu untuk diagungkan, seperti paham dinamisme iank mengagung-agungkan pohon-pohon besar, dan lain sebagainya.
  2. gharizah nau’ ; yaitu naluri untuk mempertahankan dan melestarikan keturunan. Naluri inilah iank menyebabkan mengapa manusia itu bisa saling sayang-menyayangi, kasih-mengasihi, dll.
  3. gharizah baqa : yaitu naluri untuk mempertahankan diri. Tau gag kenapa kalo kita keujanan, kita bkalan cepet-cepet buat nyari tempat berlindung, ? Trus kenapa kalo kita mau dipukul, kita pasti mencoba buat nangkisnya, ? Kenapa kalo kita lapar kita makan, ? Kenapa kalo kita kedinginan kita bkalan cari baju ato jaket, ?? Yupz, ! Semua itu karena dalam diri kita, manusia, terdapat naluri ini, naluri untuk mempertahankan diri.

Sehingga, berdasarkan 3 naluri iank ada tersebut, khususnya naluri (gharizah) nau’. Aku dapat kesimpulan kalo sebenarnya jatuh cinta itu sama sekali gag salah. Justru itu nunjukin kalo kita normal khan, ? kita normal sebagai manusia, bukan hewan ato tumbuhan, ?? (oups, ! maap, , :P)


Jadi, seandainya aku, kamu, dia, mereka, atau siapapun iank lagi ngalamin iank namanya jatuh cinta, 100% itu gag salah, itu wajar kok. Tapi, , , , , , (wah, ! Ada tapinya juga ni ternyata) iank jadi masalah sekarang adalah penyalurannya. Penyaluran dari rasa cinta ini. Apa truz karena kita ngerasain iank namanya cinta lantas kita nyalurinnya dengan cara pacaran, ? enggag kan, ? Emang iank namanya pacaran itu ada ea dalam Islam, ? Kayaknya enggag kan, ??


Nahh lo, ! Gag perlu kan kita nodain putih sucinya cinta dengan kegiatan berpacaran kita, ??

Afwan, gag ada manusia iank sempurna. Wallahu ‘alam